Profil Desa Bengbulang
Ketahui informasi secara rinci Desa Bengbulang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bengbulang, Kecamatan Karangpucung, Cilacap. Mengulas potret desa yang tangguh dengan semangat gotong royong tinggi dalam menghadapi tantangan infrastruktur dan kebencanaan, serta menyimpan potensi wisata alam yang belum terjamah.
-
Tantangan Infrastruktur Kritis
Desa Bengbulang memiliki riwayat panjang menghadapi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan akibat bencana alam, yang kini mulai mendapat perhatian serius melalui proyek perbaikan bernilai miliaran rupiah.
-
Potensi Wisata Tersembunyi
Wilayah ini menyimpan aset wisata alam yang belum dikembangkan secara optimal, yaitu Curug Penganten dan Curug Sawer, serta situs punden bersejarah yang berpotensi menjadi daya tarik di masa depan.
-
Modal Sosial yang Kuat
Masyarakat Desa Bengbulang menunjukkan semangat gotong royong dan resiliensi yang tinggi, terbukti dari inisiatif kerja bakti dalam menangani dampak bencana dan membangun komunitas.

Terletak di antara kontur perbukitan yang menjadi ciri khas Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Desa Bengbulang merupakan sebuah cerminan dari perjuangan dan harapan. Selama bertahun-tahun, desa ini identik dengan tantangan berat, terutama terkait infrastruktur vital yang rentan putus akibat bencana alam. Namun di balik kesulitan tersebut, tersimpan semangat komunal yang luar biasa dan potensi alam yang menanti untuk diungkap.
Kini, Desa Bengbulang berada di sebuah titik balik yang menjanjikan. Perhatian pemerintah daerah yang mulai terwujud dalam proyek-proyek perbaikan infrastruktur berskala besar meniupkan angin segar bagi masyarakatnya. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang aktif, desa ini tidak hanya fokus pada pemulihan, tetapi juga mulai melirik aset-aset tersembunyinya sebagai modal untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Ini adalah kisah tentang Desa Bengbulang, sebuah komunitas tangguh yang merawat asa di tengah tantangan, didukung oleh kekuatan gotong royong dan pesona alam yang masih murni.
Geografi, Wilayah dan Sejarah Administratif
Desa Bengbulang secara geografis berada di kawasan dataran tinggi yang subur namun memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Wilayahnya terdiri dari tiga dusun utama, yaitu Dusun Bengbulang, Dusun Pakuncen, dan Dusun Cipicung. Desa ini memiliki sejarah pemekaran yang penting, di mana salah satu dusunnya, Cikeu, pada era kepemimpinan Kepala Desa Kusno (1998-2007) dimekarkan menjadi desa mandiri dengan nama Desa Sidamulya. Peristiwa ini membentuk ulang batas-batas administratif dan demografi Desa Bengbulang menjadi seperti yang dikenal saat ini.
Berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat ibu kota Kecamatan Karangpucung, aksesibilitas menjadi faktor krusial bagi kehidupan sosial dan ekonomi warga. Lanskapnya yang hijau dan dialiri beberapa sungai kecil, termasuk Sungai Cipicung, memberikan potensi kesuburan lahan pertanian sekaligus menjadi sumber ancaman saat curah hujan ekstrem tiba.
Pemerintahan dan Agenda Pembangunan Desa
Roda pemerintahan Desa Bengbulang saat ini dinakhodai oleh Kepala Desa Sudiro, yang menjabat sejak tahun 2019. Pemerintah desa menunjukkan peran aktifnya dalam menyusun dan mengawal agenda pembangunan. Hal ini terlihat dari keikutsertaan desa dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) pada November 2024, sebuah forum vital untuk menyerap aspirasi warga dan merumuskan prioritas pembangunan untuk tahun berikutnya.
Pemerintah desa juga berfungsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dan daerah dalam menyalurkan program kesejahteraan sosial. Pada Mei 2025, tercatat sebanyak 24 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Bengbulang telah menerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD). Selain itu, program lain seperti pemantauan penyaluran bantuan seragam sekolah dari dana bantuan khusus juga menunjukkan berjalannya fungsi pengawasan dan pelayanan publik. Keaktifan ini menandakan adanya sebuah sistem pemerintahan yang berfungsi dan berupaya responsif terhadap kebutuhan warganya.
Infrastruktur: Urat Nadi yang Mulai Dipulihkan
Isu infrastruktur, khususnya jalan, merupakan babak paling krusial dalam kisah pembangunan Desa Bengbulang. Selama bertahun-tahun, warga bergelut dengan kondisi jalan penghubung yang rusak dan rentan terputus akibat tanah longsor. Catatan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 mendokumentasikan kejadian longsor hebat yang menutup total jalan kabupaten penghubung Desa Bengbulang dan Desa Tayem. Pada tahun yang sama, kikisan air Sungai Cipicung bahkan meruntuhkan sebuah jembatan vital, memaksa lalu lintas dialihkan melalui jalur dusun yang lebih sempit, jauh, dan ekstrem.
Kondisi ini menghambat laju ekonomi, mempersulit akses anak-anak ke sekolah, dan meningkatkan risiko bagi warga yang membutuhkan layanan kesehatan darurat. Namun, penantian panjang warga akan perbaikan tampaknya mulai terjawab. Pada pertengahan tahun 2025, sebuah berita positif datang dengan adanya alokasi anggaran dari APBD Kabupaten Cilacap melalui Dinas PUPR untuk paket pekerjaan peningkatan jalan Ciruyung - Bengbulang dengan nilai pagu mencapai lebih dari Rp1 miliar. Proyek strategis ini menjadi harapan besar bagi warga, yang jika terealisasi dengan baik, akan membuka isolasi dan menjadi lompatan besar bagi kemajuan desa.
Potensi Tersembunyi: Wisata Alam dan Situs Budaya
Di balik citranya sebagai desa yang berjuang dengan infrastruktur, Bengbulang menyimpan potensi pariwisata yang bagaikan permata tersembunyi. Wikipedia mencatat setidaknya ada dua air terjun atau curug di wilayah ini, yaitu Curug Penganten dan Curug Sawer. Nama-nama ini menandakan adanya daya tarik alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Jika dikelola dengan baik, curug-curug ini dapat menarik pengunjung dan menciptakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat.
Selain potensi alam, desa ini juga memiliki situs-situs yang bernilai sejarah dan budaya. Keberadaan Punden Semampir dan Punden Pekuncen menunjukkan adanya jejak peradaban masa lalu yang dihormati oleh masyarakat. Situs-situs punden ini dapat dikembangkan menjadi objek wisata minat khusus (wisata budaya atau spiritual), yang akan memperkaya khazanah daya tarik Desa Bengbulang. Namun, pengembangan seluruh potensi ini sangat bergantung pada satu faktor kunci: terbukanya aksesibilitas melalui perbaikan infrastruktur jalan.
Ekonomi Lokal dan Kekuatan Komunitas
Sektor pertanian masih menjadi basis utama perekonomian warga Desa Bengbulang. Keberadaan Kelompok Tani "Jumar Jaya" menandakan adanya upaya pengorganisasian para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Komoditas yang ditanam umumnya berupa padi dan tanaman palawija yang disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.
Akan tetapi, kekuatan terbesar dari Desa Bengbulang mungkin tidak terletak pada hasil buminya, melainkan pada modal sosialnya. Semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakatnya sangat tinggi. Hal ini terbukti dari liputan media pada Februari 2025 yang menampilkan warga Dusun Cipicung secara swadaya menggelar kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dan menata area rawan longsor. Inisiatif dari bawah seperti ini menunjukkan resiliensi dan kapasitas komunitas untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Semangat gotong royong inilah yang membuat masyarakat mampu bertahan di tengah berbagai kesulitan dan menjadi fondasi yang kokoh untuk menyambut pembangunan di masa depan.